Hiperglikemia: Ketika Gula Darah Tinggi Menyerang, Bukan Hanya Penderita Diabetes

Selasa, 29 Oktober 2024 08:57

Hiperglikemia, kondisi di mana kadar gula darah tinggi, dapat terjadi bahkan pada orang yang tidak memiliki diabetes. Artikel ini membahas berbagai faktor yang dapat menyebabkan hiperglikemia dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengendalikannya.

illustration hiperglikemia © copyright AS Photography - Pexels

Kamu mungkin familiar dengan diabetes sebagai kondisi yang dikaitkan dengan kadar gula darah tinggi. Namun, tahukah kamu bahwa bahkan tanpa diabetes, tubuh bisa mengalami hiperglikemia, kondisi di mana kadar gula darah mencapai level yang tidak normal? Kondisi ini bisa terjadi pada siapa pun dan dapat berdampak serius pada kesehatan jangka panjang.

Apa yang Menyebabkan Hiperglikemia pada Orang Tanpa Diabetes?

Meskipun tanpa diabetes, beberapa faktor dapat memicu hiperglikemia, membuat kadar gula darah melonjak. Faktor-faktor tersebut di luar kendali tubuh, seperti genetika, dan sebagian lagi terkait dengan gaya hidup.

Salah satu penyebab utama hiperglikemia adalah genetika. Jika ada riwayat diabetes dalam keluarga, kamu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan sensitivitas insulin, bahkan jika kamu sudah berusaha mencegah diabetes. Sensitivitas insulin yang rendah berarti tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efisien untuk menyerap gula darah, sehingga kadar gula darah meningkat.

Pola makan juga menjadi faktor penting. Setiap gula dan karbohidrat yang kamu konsumsi dipecah menjadi glukosa, yang meningkatkan kadar gula darah. Konsumsi gula dan karbohidrat olahan berlebihan secara terus-menerus dapat memicu resistensi insulin, sebuah kondisi di mana tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, yang pada akhirnya menyebabkan hiperglikemia.

Kurangnya aktivitas fisik juga dapat berkontribusi pada hiperglikemia. Otot yang tidak aktif tidak akan menggunakan dan membakar glukosa sebagai energi, sehingga kadar gula darah meningkat. Olahraga teratur membantu menurunkan gula darah karena otot menjadi aktif menggunakan glukosa sebagai sumber energi.

Selain faktor-faktor tersebut, beberapa kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko hiperglikemia. Sindrom Cushing, yang ditandai dengan peningkatan kadar kortisol, dapat mengganggu insulin dan menyebabkan resistensi insulin. Penyakit pankreas, seperti pankreatitis, kanker pankreas, dan fibrosis kistik dapat merusak sel pankreas, yang memproduksi insulin.

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga dapat menyebabkan hiperglikemia. Orang dengan PCOS sering mengalami ketidakseimbangan hormon, termasuk peningkatan testosteron dan insulin. Produksi insulin berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang memicu hiperglikemia.

Trauma fisik, seperti cedera atau luka bakar, dapat meningkatkan kadar gula darah dengan mengubah metabolisme glukosa. Stres pascaoperasi juga dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Stres pascaoperasi dapat meningkatkan produksi glukosa di hati dan menghambat kemampuan insulin untuk menurunkan gula darah.

Infeksi, seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih, dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol, yang menghalangi kemampuan insulin untuk menurunkan gula darah. Beberapa obat-obatan, seperti tacrolimus, cyclosporine, dan kortikosteroid, juga dapat mengganggu kemampuan insulin untuk mengatur kadar gula darah.

Obesitas, penyakit gusi, kurang tidur, melewatkan sarapan, dehidrasi, minum alkohol, dan terpapar sinar matahari juga merupakan faktor yang dapat memicu hiperglikemia. Faktor-faktor ini dapat mengganggu sensitivitas insulin, mempersulit tubuh untuk mengelola gula darah secara efektif, atau meningkatkan produksi glukosa dalam tubuh.

Jika kamu mengalami beberapa gejala hiperglikemia, seperti sering merasa haus, sering buang air kecil, merasa lelah, dan mengalami penglihatan kabur, penting untuk memeriksakan kadar gula darah dan berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat membantu kamu menentukan penyebab hiperglikemia dan memberikan penanganan yang tepat.

Menjaga kesehatan tubuh sangat penting. Dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, dan menghindari stres, kamu dapat menurunkan risiko hiperglikemia dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Artikel terkait

Manfaat Daun Kelor: Meningkatkan Energi hingga Melawan Penyakit Kronis
Waspada! 9 Tanda Tubuhmu Kelebihan Gula
Rahasia Nikmati Nasi Putih Tanpa Kenaikan Gula Darah
Kejutan di Balik Kelezatan Buah: Buah yang Tak Selalu Sehat untuk Semua Orang
Susu Ikan: Sumber Protein dan Nutrisi untuk Tubuh Sehat
Tren Transplantasi Rambut di Indonesia: Mengapa dan Bagaimana?
Stroke Menyerang Generasi Muda: Waspadai Faktor Risiko dan Gejala Awal
Mengenal Ketindihan: Ketika Tubuh Tertidur Tapi Pikiran Terjaga
Atasi Asam Urat dengan 5 Rebusan Daun Herbal, Amankah?
7 Sayuran Kaya Kalsium untuk Jaga Kesehatan Tulang di Usia 50-an
Tips Menyenangkan Si Kecil untuk Suka Sikat Gigi
Manis, Nikmat Tapi Jangan Lupa Risiko Kesehatan!