Misteri di Balik Pertumbuhan Gunung Everest: Mengapa Puncak Tertinggi Dunia Terus Naik?

Selasa, 25 Maret 2025 17:39

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, terus tumbuh akibat fenomena rebound isostatik yang disebabkan oleh perubahan aliran sungai di sekitarnya. Penemuan ini menunjukkan bahwa Bumi terus bergerak dan berubah, bahkan dalam skala waktu yang jauh lebih panjang dari kehidupan manusia.

illustration Gunung Everest © copyright Prabin Sunar - Pexels

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, selalu memikat dengan kemegahannya. Tahukah Anda bahwa gunung ini terus bertumbuh? Ketinggiannya yang mencapai 8.848,86 meter di atas permukaan laut terus bertambah. Para ilmuwan baru-baru ini mengungkap misteri di balik fenomena ini.

Everest, Buah Tabrakan Benua

Perjalanan panjang Pegunungan Himalaya dimulai sekitar 50 juta tahun yang lalu. Saat itu, anak benua India bertabrakan dengan Eurasia. Peristiwa ini memicu proses pengangkatan yang tak terelakkan, dan Everest menjadi salah satu hasil menakjubkan dari proses ini.

Aliran Sungai dan Rebound Isostatik

Namun, apa yang membuat Everest terus bertumbuh saat ini? Jawabannya terletak pada pertemuan dua sistem sungai di dekatnya: Sungai Kosi dan Sungai Arun. Kedua sungai ini bergabung sekitar 89.000 tahun yang lalu. Hal ini memicu perubahan besar dalam aliran air dan erosi di wilayah tersebut.

Aliran sungai yang berubah, khususnya Sungai Kosi yang menguasai Sungai Arun, mengakibatkan pengikisan batuan dan tanah dalam jumlah besar. Proses ini mengurangi beban di permukaan bumi di sekitar Everest, seperti melepas beban dari perahu yang mengapung. Akibatnya, kerak bumi di bawah Everest perlahan naik. Fenomena ini disebut "rebound isostatik."

Kontribusi Rebound Isostatik

Para peneliti memperkirakan bahwa rebound isostatik berkontribusi sekitar 10% terhadap laju pertumbuhan tahunan Everest. Angka ini memang kecil, namun tetap menjadi faktor penting dalam evolusi gunung tertinggi di dunia ini.

Fenomena Global

Proses geologi ini tidak hanya terjadi di Himalaya. Skandinavia, misalnya, masih mengalami pengangkatan daratan akibat pencairan lapisan es tebal selama Zaman Es terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa Bumi terus bergerak dan berubah, bahkan dalam skala waktu yang jauh lebih panjang dari kehidupan manusia.

Meskipun Everest mengalami erosi alami akibat angin, hujan, dan aliran sungai, proses pengangkatan akibat rebound isostatik kemungkinan akan terus berlangsung. Bahkan puncak-puncak tetangga Everest, seperti Lhotse dan Makalu, juga mengalami peningkatan ketinggian akibat proses yang sama.

Everest, Simbol Ketahanan dan Tantangan

Penemuan ini mengingatkan kita bahwa planet kita terus berubah. Bahkan fitur-fitur yang tampak tidak berubah seperti Gunung Everest pun dipengaruhi oleh proses geologi yang berkelanjutan. Everest, yang dianggap sakral oleh masyarakat Sherpa dan Tibet, terus menjadi simbol tantangan terbesar bagi manusia, menggugah semangat kita untuk melampaui batas-batas yang dianggap ada.

Artikel terkait

Panduan Lengkap Pendakian Tektok: Persiapan yang Tepat untuk Petualangan Singkat
Pendakian Tektok: Tren Menakjubkan dengan Tantangan Tersendiri
7 Alasan Mengapa Sapa, Vietnam, Wajib Masuk Daftar Destinasi Liburanmu
Tips Antisipasi Overheating Mobil saat Liburan ke Puncak
Tersesat di Gunung? Jangan Panik! Ikuti Langkah Ini!
Berburu Babi Hutan di Gunung Jiuhuang: Tantangan Ekstrem di Tengah Alam Liar
7 Puncak Tertinggi Pulau Jawa: Tantangan dan Pesona Alam yang Memikat
Aman dan Asyik! Tips Mendaki Gunung Bareng Rombongan
Tips Aman Mendaki Gunung Bareng Rombongan: Hindari Risiko dan Nikmati Petualangan
Anggur Shine Muscat Impor: Aman di Malaysia, Terkontaminasi di Thailand
Makna di Balik Perayaan Hari Ayah dan Hari Ibu di Indonesia
Rahasia Kebahagiaan Warga Finlandia: Pajak Tinggi, Kualitas Hidup Tinggi