:strip_exif():quality(75)/medias/426/f63196e9bd0c57324a262df5c3c2685a.jpeg)
Kasus antimonopoli Google memasuki fase baru. Mantan CEO Google, David Rosenblatt, bersaksi dan mengakui praktik memonopoli dalam jaringan iklan yang dilakukan oleh perusahaan raksasa tersebut.
Dalam pengadilan, Rosenblatt mengungkapkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk "menghancurkan" pesaingnya, sebuah strategi yang diterapkan antara akhir 2008 hingga awal 2009. "Kami bisa menghancurkan pesaing lain, dan itu adalah tujuan kami," ujarnya, seperti yang tercatat dalam dokumen pengadilan.
Rosenblatt bergabung dengan Google pada tahun 2008 dan meninggalkan perusahaan setahun kemudian, setelah Google mengakuisisi DoubleClick, sebuah perusahaan teknologi iklan. Ia juga membahas tentang keuntungan teknologi yang dimiliki Google di berbagai sisi pasar, bahkan membandingkannya dengan Bursa Efek London dan NYSE. "Google menciptakan sesuatu yang sebanding dengan NYSE atau Bursa Efek London, yang berarti kami akan menampilkan apa yang Google lakukan di Search," jelasnya.
Selain itu, Rosenblatt menyatakan bahwa perusahaan perlu memiliki server iklan untuk penerbit, sehingga jaringan iklan dapat menampilkan iklan di tempat yang telah disediakan.
Mantan eksekutif DoubleClick, Brad Bender, juga bersaksi dan menyebutkan bahwa catatan tersebut menjadi "bacaan berharga" pada saat itu. Hingga kini, Rosenblatt diketahui menjabat sebagai CEO 1stDibs, sebuah platform penjualan barang mewah.