:strip_exif():quality(75)/medias/272/20592638ffb99d27089748406220e46b.jpeg)
Sebuah penelitian terbaru dari University of Cambridge menunjukkan potensi besar dari penerbangan yang lebih lambat dalam mengurangi emisi. Laporan 'Lima Tahun Menuju Masa Depan Penerbangan yang Baru' mengusulkan empat langkah strategis untuk mencapai target emisi nol pada tahun 2050, dan salah satunya adalah mengurangi kecepatan pesawat.
Menghilangkan Emisi: Penerbangan Lebih Lambat, Solusi yang Layak Dipertimbangkan?
Penelitian ini menemukan bahwa dengan mengurangi kecepatan pesawat sebesar 15%, konsumsi bahan bakar dapat ditekan hingga 5-7%. Meskipun terlihat sederhana, perubahan ini akan membuat penerbangan jarak jauh seperti London-New York lebih lama sekitar 50 menit. Namun, pengurangan emisi yang signifikan menjadikan pilihan ini menarik untuk dipertimbangkan.
Mengapa penerbangan lebih lambat bisa menjadi solusi? Karena kecepatan penerbangan secara langsung berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar. Pesawat yang terbang lebih lambat akan membakar lebih sedikit bahan bakar, sehingga mengurangi emisi karbon.
Bagaimana hal ini bisa dilakukan? Penelitian ini mendorong investasi dalam teknologi penerbangan baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta pengembangan dan penggunaan bahan bakar berkelanjutan dan energi terbarukan untuk penerbangan. Selain itu, kolaborasi erat antara pemerintah dan industri penerbangan sangat penting untuk merumuskan kebijakan baru yang mendukung pengurangan emisi.
Tantangan Penerapan Penerbangan Lebih Lambat:
Meskipun menawarkan potensi besar, penerapan penerbangan lebih lambat menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangannya adalah dampak pada produktivitas maskapai. Mengurangi kecepatan dapat berdampak pada efisiensi dan profitabilitas maskapai penerbangan. Selain itu, desain ulang pesawat yang mampu terbang dengan kecepatan lebih rendah memerlukan proses pengembangan yang kompleks dan memakan waktu.
Tantangan lain muncul dari penyesuaian infrastruktur bandara. Peningkatan waktu terbang perlu diimbangi dengan pengaturan bandara yang lebih efisien dan pengurangan waktu tunggu. Hal ini membutuhkan investasi dan perubahan besar dalam sistem bandara.
Perubahan Sistemik Diperlukan:
Direktur Whittle Laboratory, Rob Miller, menggambarkan situasi ini serupa dengan industri otomotif di awal tahun 2000-an. Sama seperti Tesla mengubah wajah industri otomotif dengan kendaraan listrik, perubahan sistemik diperlukan dalam penerbangan untuk mencapai emisi nol. Maskapai, produsen pesawat, dan bandara perlu bekerja sama untuk mengimplementasikan perubahan ini.
Kesimpulan:
Penerbangan lebih lambat merupakan salah satu solusi yang layak dipertimbangkan untuk mengurangi emisi penerbangan. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi, kolaborasi dan inovasi dapat membuka jalan menuju masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan.