Lifestyle

Tumbler: Tren Status Sosial atau Kebutuhan Sejati?

Tumbler, botol minum dengan desain dan model yang semakin beragam, kini semakin populer di kalangan masyarakat. Banyak yang rela mengeluarkan uang lebih untuk membeli tumbler dengan model terbaru yang sedang tren. Apa yang mendorong fenomena ini?

Tren Tumbler: Gaya Hidup atau Kebutuhan?

Profesor Dr. Sunyoto Usman, seorang sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, memberikan pandangan mendalam tentang fenomena ini. Ia mengungkapkan dua alasan utama di balik tingginya minat masyarakat terhadap tumbler:

Daya Beli dan Keinginan untuk Terlihat Trendi

Sunyoto menjelaskan bahwa remaja, dengan dukungan orang tua, lebih mudah memenuhi keinginan memiliki tumbler terbaru demi gengsi atau status sosial. "Bagi sebagian orang, membeli tumbler terbaru adalah cara untuk menunjukkan status sosial dan mengikuti tren," ujar Sunyoto. Barang baru dianggap sebagai simbol status, dan memiliki tumbler model terbaru memberikan perasaan bahwa pemiliknya lebih dihargai karena tidak ketinggalan zaman.

Kebutuhan Sejati: Faktor yang Tak Terelakkan

Meskipun ada, pembelian tumbler karena kebutuhan sebenarnya memiliki persentase yang lebih rendah. Contohnya, membeli tumbler baru karena yang lama hilang atau rusak. Namun, Sunyoto menekankan bahwa akses air minum di tempat kerja dan di banyak tempat umum membuat kebutuhan ini tidak terlalu mendesak.

"Tren ini tidak akan bertahan lama. Seperti halnya mode, tren ini akan pudar seiring munculnya tren baru," tegas Sunyoto.

Jadi, apakah pembelian tumbler lebih didorong oleh keinginan untuk mengikuti tren atau kebutuhan sebenarnya? Mungkin jawabannya terletak di antara keduanya. Tetapi yang pasti, tren ini menunjukkan bagaimana barang-barang tertentu dapat menjadi simbol status dan keinginan untuk terlihat trendi di era sekarang.