Health

Diet Tanpa Karbohidrat: Bahaya yang Mengintai di Balik Tren Penurunan Berat Badan

Tren diet tanpa karbohidrat mungkin terdengar menjanjikan untuk menurunkan berat badan dengan cepat, namun perlu diingat bahwa karbohidrat merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh. Menghilangkannya sepenuhnya dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi otak.

Mengapa Karbohidrat Penting?

Menurut Puteri Aisyaffa Aziza, ahli gizi dan dietitian, mengabaikan konsumsi karbohidrat sama sekali sangat tidak dianjurkan. Karbohidrat, bersama protein dan lemak, merupakan zat gizi makro yang berperan penting dalam menjalankan fungsi tubuh. Karbohidrat menyediakan energi bagi tubuh untuk berpikir, bergerak, dan menjalankan berbagai aktivitas.

"Tidak dianjurkan untuk melakukan diet yang menghilangkan salah satu zat gizi," tegas Puteri. "Karbohidrat, sama seperti protein dan lemak, merupakan zat gizi makro yang penting untuk tubuh. Kita perlu mengonsumsinya dan tidak bisa digantikan dengan zat gizi lainnya."

Dampak Buruk Menghilangkan Karbohidrat

Meskipun mengurangi asupan karbohidrat bisa menjadi bagian dari program diet tertentu, menghilangkannya sepenuhnya dapat menimbulkan masalah kesehatan. Otak kita sangat bergantung pada karbohidrat sebagai sumber energi utama. Ketika kita tidak mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan membakar protein atau lemak sebagai gantinya. Hal ini mungkin membuat berat badan turun lebih cepat, namun dapat berdampak negatif pada fungsi otak.

"Otak kita membutuhkan karbohidrat sebagai makanan," tambah Puteri. "Tanpa karbohidrat, kita mungkin mengalami kesulitan fokus dan sulit berpikir jernih."

Jika kekurangan karbohidrat berlanjut, otak akan mengalami gangguan yang berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. "Otak akan mengonsumsi lemak sebagai pengganti karbohidrat, yang bisa memicu penyakit pada otak," jelas Puteri.

Solusi yang Lebih Aman

Jika Anda ingin menurunkan berat badan, konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan program diet yang aman dan efektif. Mengurangi asupan karbohidrat hingga 30-40% dalam diet masih diperbolehkan dan bermanfaat. Namun, ingatlah bahwa menghilangkan karbohidrat sepenuhnya dapat berisiko bagi kesehatan dan sebaiknya dihindari.