Health

Waspada! Nyeri Perut Malam Hari, Bisakah Jadi Tanda Kanker Usus Besar?

Kanker usus besar sering kali tidak menimbulkan gejala, terutama pada tahap awal. Ketika gejala muncul, seringkali disalahartikan sebagai masalah pencernaan biasa. Salah satu gejala yang perlu diwaspadai adalah nyeri perut, terutama jika terasa lebih parah di malam hari.

Nyeri Perut Malam Hari: Waspadai Kanker Usus Besar

Dr. dr. Andhika Rachman SpPD-KHOM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi, menjelaskan bahwa nyeri perut yang memburuk di malam hari bisa disebabkan oleh gangguan pergerakan usus atau sumbatan parsial. Kondisi ini dapat terjadi akibat pertumbuhan sel kanker yang menekan usus, sehingga menyebabkan rasa sakit yang lebih intens di malam hari.

Meskipun tidak semua kasus menunjukkan gejala yang sama, munculnya nyeri perut di malam hari, terutama jika disertai dengan tanda-tanda berikut, harus diwaspadai:

Perubahan pola buang air besar, seperti diare atau sembelit yang berlangsung lama, juga bisa menjadi indikasi adanya masalah pada usus besar. Darah dalam tinja, baik berwarna hitam atau merah, dapat menunjukkan adanya perdarahan di dalam usus besar. Penurunan berat badan yang signifikan tanpa penyebab yang jelas juga perlu dicurigai sebagai tanda kanker usus besar.

Gejala-gejala ini dapat muncul karena pertumbuhan sel kanker yang menekan usus, sehingga mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan perubahan pada pola buang air besar. Darah dalam tinja bisa terjadi akibat perdarahan di dalam usus besar yang disebabkan oleh tumor. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan bisa disebabkan oleh gangguan penyerapan nutrisi akibat kanker usus besar.

Jika Anda mengalami nyeri perut di malam hari yang dicurigai sebagai tanda kanker usus besar, segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

"Diagnosis dini kanker usus besar sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar kemungkinan pengobatan berhasil," ujar Dr. Andhika Rachman.