:strip_exif():quality(75)/medias/548/a2a1b5336a05f233204b7f50be8cb61a.jpeg)
Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik hangat, dengan prediksi bahwa AI akan mengambil alih banyak pekerjaan. Namun, pandangan berbeda muncul dari CEO Google, Sundar Pichai, yang justru melihat AI sebagai sekutu baru bagi para programmer, bukan ancaman.
AI sebagai Alat Kolaboratif
Pichai menjelaskan bahwa AI berperan sebagai alat kolaboratif yang membantu programmer menyelesaikan tugas-tugas repetitif, seperti memperbaiki bug berulang kali. Hal ini membebaskan programmer untuk fokus pada pekerjaan yang lebih kompleks dan kreatif. "AI akan membantu programmer dalam pekerjaan mereka, membebaskan mereka untuk fokus pada aspek-aspek yang lebih penting dalam tugas tersebut. Daripada membuang waktu untuk memperbaiki bug berulang kali," kata Pichai.
Lebih lanjut, Pichai menuturkan bahwa AI akan membuka peluang baru bagi programmer. "AI akan membuat pemrograman menjadi alat kreatif yang lebih mudah diakses oleh banyak orang," ungkapnya. Contohnya, platform Cursor AI, yang berbasis AI, menawarkan bantuan kepada pengembang untuk menulis kode yang lebih baik dan efisien. Fitur-fiturnya mencakup saran kode cerdas, pembuatan kode, dan identifikasi bug.
AI dan Energi Bersih
Pichai juga menyoroti pentingnya energi bersih dalam pengembangan AI, terutama untuk mendukung data center yang besar. Dia mengungkapkan bahwa minat pada reaktor modular kecil (SMR) untuk energi bersih semakin meningkat, serta investasi yang mengalir ke pengembangan sumber energi alternatif.
Kesimpulan
Kesimpulannya, kehadiran AI tidak hanya tidak mengancam profesi programmer, tetapi juga mendorong perkembangannya. Programmer dapat memanfaatkan AI sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas dalam pekerjaan mereka. AI memungkinkan mereka untuk fokus pada tugas yang lebih kompleks dan kreatif, membuka peluang baru bagi industri pemrograman.