Kebotakan: Faktor Genetik dan Cara Merawat Rambut agar Tetap Sehat

Rabu, 25 Juni 2025 10:47

Kebotakan bisa dialami pria dan wanita, faktor genetik jadi penyebab utamanya. Dokter spesialis dermatologi, dr. Arlene Rainamira, SpDV, menjelaskan cara merawat rambut untuk mencegah masalah lebih serius dan solusi untuk kebotakan parah.

illustration kebotakan © copyright Brett Sayles - Pexels

Kebotakan merupakan kondisi yang bisa dialami oleh pria dan wanita, dan faktor genetik menjadi salah satu penyebab utamanya. Menurut dr. Arlene Rainamira, SpDV, dokter spesialis dermatologi, kebotakan genetik umumnya muncul pada pria di usia 30-an, dan wanita di usia 30-40 tahun. Pola kebotakan pun bisa berbeda, mulai dari bagian depan, tengah, hingga rambut semakin tipis dan bahkan bisa botak sepenuhnya.

Menjaga Kesehatan Rambut Meskipun Mengalami Kebotakan

Meskipun mengalami kebotakan, dr. Arlene menekankan pentingnya merawat rambut secara rutin untuk mencegah masalah kesehatan rambut yang lebih serius. Berikut beberapa tips merawat rambut yang disarankan oleh dr. Arlene:

  • Gunakan sampo dengan lembut, pijat kulit kepala, hindari menggosoknya.
  • Gunakan conditioner pada batang rambut.
  • Gunakan masker rambut sesuai kebutuhan.
  • Keringkan rambut dengan handuk selama sekitar lima menit tanpa memeras atau menggosoknya.

Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan rambut, meskipun kondisi rambut sudah mulai menipis atau mengalami kebotakan. Menjaga kebersihan rambut juga penting untuk mencegah infeksi, terutama jika dilakukan pengobatan seperti transplantasi rambut.

Solusi untuk Kebotakan yang Parah

Jika kebotakan sudah parah, dr. Arlene menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Terapi yang tersedia bisa berupa obat (oles atau minum), terapi cahaya rendah, suplemen, micro needling, PRP, dan transplantasi rambut.

Setiap perawatan memiliki risiko dan efek samping tertentu. Obat yang tidak cocok bisa menyebabkan iritasi atau kemerahan, sedangkan transplantasi rambut berisiko infeksi jika kebersihan area transplantasi tidak terjaga. Namun, dr. Arlene menekankan bahwa risiko ini dapat diminimalkan dengan mengikuti saran dokter dan rutin melakukan pemeriksaan untuk memantau efektivitas pengobatan.

Dr. Arlene juga menyoroti bahwa setiap kasus kebotakan dianalisis untuk menentukan langkah selanjutnya, yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Pemilihan metode pengobatan disesuaikan dengan tingkat keparahan kebotakan, kondisi kesehatan pasien, dan preferensi pasien. Hal ini penting untuk memastikan efektivitas pengobatan dan meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.

Artikel terkait

Rahasia Awet dan Aman: Panduan Lengkap Merawat Sistem ABS Motor
Motor Injeksi Jarang Dipakai Sulit Distarter? Solusi Mudah untuk Atasi Masalahnya!
Waspada Diabetes Tipe 1 pada Anak: Kenali Gejala dan Pengobatannya
Mengenal Proses Penghapusan Tato: Waktu, Warna, dan Perawatan yang Dibutuhkan
Kecerdasan Buatan Bantu Peneliti Temukan Obat Baru untuk Penyakit Langka
Merawat Orangtua Lansia: Membangun Kebahagiaan di Masa Senja
Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan: Turunkan Tekanan Darah, Atasi Diabetes, dan Lainnya!
Tips Mencegah Ban Truk Pecah di Jalan Tol: Jaga Performa dan Keamanan
Mobil Terendam Banjir? Perhatikan Perawatan Transmisi Ini!
Mengenal Limfoma: Kanker Sistem Imun yang Dapat Diobati
Wasir: Kenali Gejala, Tingkat Keparahan, dan Cara Mengatasinya
Rahasia Awet Celana Denim: Tips Jaga Kebersihan dan Hindari Jamur