:strip_exif():quality(75)/medias/2613/b4d6f1bd6d8cbbba25680be3f249525b.jpeg)
Seringkali, kita menemukan pemanis buatan dalam berbagai produk makanan dan minuman, terutama yang mengklaim sehat untuk diet. Namun, apakah semua pemanis buatan benar-benar aman untuk dikonsumsi?
Pemanis buatan memang membantu mengurangi asupan gula, tetapi beberapa di antaranya memiliki efek samping yang merugikan kesehatan.
Pemanis Buatan yang Perlu Diwaspadai
Berikut adalah beberapa pemanis buatan yang perlu diwaspadai:
1. Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan populer yang sering ditemukan dalam produk diet, seperti minuman soda bebas gula, es krim, yogurt, dan permen. Karena aspartam bebas karbohidrat dan kalori, ia menjadi pilihan populer bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa aspartam justru dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Selain itu, dibandingkan dengan gula, aspartam dikaitkan dengan kadar kolesterol HDL (baik) yang lebih rendah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
2. Sukralosa
Sukralosa sering ditemukan dalam pemanis buatan nol kalori dan sering digunakan sebagai pengganti gula untuk mempermanis minuman seperti kopi atau teh. Meskipun beberapa penelitian lama menunjukkan bahwa sukralosa tidak memengaruhi kadar gula darah atau mengubah hormon yang terlibat dalam pengendalian gula darah, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sukralosa dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin. Selain itu, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa sukralosa dapat menyebabkan penurunan bakteri baik di usus, risiko peradangan yang lebih tinggi, dan peningkatan berat badan.
3. Acesulfame K
Acesulfame K, juga dikenal sebagai acesulfame potassium atau Ace-K, sering dikombinasikan dengan pemanis lain karena rasanya yang sedikit pahit. Ace-K biasanya ditemukan dalam makanan penutup beku, makanan panggang, permen, dan manisan rendah kalori. Meskipun Food and Drug Administration (FDA) mengkategorikan Ace-K dalam bahan pemanis yang aman, beberapa peneliti mengusulkan untuk mengevaluasi lebih lanjut efek yang berpotensi menyebabkan kanker.
4. Xylitol
Xylitol adalah gula alkohol yang diekstrak dari pohon birch dan ditambahkan ke banyak permen karet, permen mint, dan pasta gigi. Dibandingkan dengan gula biasa, xylitol memiliki indeks glikemik (IG) yang jauh lebih rendah, yang artinya tidak akan meningkatkan kadar gula darah atau insulin. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa xylitol mungkin sangat efektif untuk mencegah gigi berlubang pada anak-anak. Namun, xylitol dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti masalah buang air besar dan gas dalam dosis tinggi. Hal ini dapat memicu gejala pada mereka yang memiliki sindrom iritasi usus besar. Penting untuk diingat bahwa xylitol sangat beracun bagi anjing, serta dapat menyebabkan rendahnya kadar gula darah, gagal hati, bahkan kematian pada manusia.
5. Nektar Agave
Nektar agave, atau sirup agave, adalah pemanis populer yang berasal dari beberapa spesies tanaman agave. Nektar ini sering dianggap sebagai alternatif sehat untuk gula biasa, karena memiliki GI rendah. Nektar agave sebagian besar terdiri dari fruktosa, sejenis gula sederhana yang telah diklaim tidak memengaruhi kadar gula darah atau insulin secara signifikan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa asupan fruktosa secara teratur dikaitkan dengan risiko penyakit hati berlemak dan resistensi insulin yang lebih tinggi, yang dapat mengganggu kontrol gula darah dalam jangka panjang.
6. Sorbitol
Sorbitol adalah gula alkohol alami yang ditemukan di banyak buah dan tanaman. Tidak seperti pemanis lainnya, sorbitol hanya memiliki sekitar 60% daya pemanis gula biasa dan mengandung sepertiga lebih sedikit kalori. Meskipun umumnya dianggap aman, sorbitol dapat bertindak sebagai pencahar dengan merangsang pergerakan saluran pencernaan Anda. Mengonsumsi sorbitol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, sakit perut, kram, dan diare.
7. Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang sering digunakan sebagai pengganti gula dalam minuman ringan dan permen rendah kalori, permen karet, dan makanan penutup. Karena tubuh tidak dapat mencernanya, sakarin dianggap sebagai pemanis non-nutrisi, yang berarti tidak memberikan kalori atau karbohidrat pada diet. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pemanis bebas kalori seperti sakarin sebagai pengganti gula biasa dapat mengurangi asupan kalori untuk mendukung penurunan berat badan, sakarin juga dapat membahayakan kesehatan. Beberapa penelitian pada hewan menemukan bahwa mengonsumsi sakarin dapat menyebabkan perubahan pada mikrobioma usus dan dapat mengurangi bakteri usus yang baik.
8. Gula Tebu Mentah
Gula tebu mentah diperoleh dari tebu dan sering dipasarkan sebagai alternatif yang sehat untuk gula biasa. Namun, tidak ada perbedaan nyata antara gula tebu mentah dan gula biasa. Keduanya memiliki komposisi kimia yang identik dan terbuat dari sukrosa. Seperti halnya gula biasa, mengonsumsi gula tebu mentah dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penambahan berat badan dan dapat memicu perkembangan kondisi kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.
Kesimpulan
Pemanis buatan dapat menjadi alternatif gula, tetapi penting untuk mempertimbangkan risiko dan efek sampingnya. Selalu baca label makanan dengan seksama dan perhatikan jumlah pemanis buatan yang dikonsumsi. Jika kamu memiliki kekhawatiran, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.