Menghindari Perundungan di Lingkungan Pendidikan
Perundungan adalah perilaku negatif yang merendahkan dan merugikan orang lain. Sayangnya, perundungan masih sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa lingkungan, seperti di PPDS UNDIP, menerapkan budaya senioritas yang mengarah pada perundungan. Kasus terbaru melibatkan seorang mahasiswa berinisial ARL yang dibully oleh seniornya, mengalami tekanan untuk bekerja dalam jam yang panjang, kekerasan verbal, dan pemerasan. Diduga, perundungan semacam ini bukanlah hal baru di lingkungan PPDS.
Lalu, bagaimana cara menghindari perundungan dalam lingkungan yang sudah terbiasa dengan perilaku ini? Menurut psikolog klinis Anna Surti Ariani, langkah pertama adalah mencari teman. "Cari teman yang memiliki pandangan sama dengan kita," ujarnya dalam wawancara. Penting untuk menemukan teman yang tidak ingin berperilaku bully, tidak mau dibully, dan tidak merendahkan orang lain.
Mencari teman dapat memberikan rasa aman, karena pelaku perundungan biasanya tidak menyerang orang yang berada dalam kelompok. Mereka cenderung membully individu yang terlihat sendirian, lemah, atau mudah dijadikan korban. Sebaliknya, orang yang percaya diri dan nyaman dalam pergaulan jarang menjadi target.
Dengan memiliki teman, kita juga mendapatkan dukungan yang membantu kita berpikir lebih rasional dan mencari cara untuk menghindari perundungan. "Latih diri kita agar tidak terlihat lemah. Ini tidak berarti harus menunjukkan kekuatan berlebihan, tetapi jangan sampai terlihat takut atau mudah menyerah," tambah Anna.
Jika diminta melakukan sesuatu yang sulit dan berpotensi menjadi perundungan, penting untuk menolak dengan tegas. Jika merasa tidak mampu, sampaikan dengan jelas, jangan hanya menurut karena takut. "Kita harus membela diri dan tidak hanya mengiyakan karena ketakutan, karena itu justru merugikan diri sendiri," tutup Anna.