Health

Stres Ibu Rumah Tangga: Kenali Gejala Fisik dan Dapatkan Bantuan

Ibu rumah tangga seringkali mengalami stres yang berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Stres ini tak selalu terlihat jelas, seringkali bermanifestasi sebagai gangguan fisik seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan GERD. Menurut Dokter Ray Wagiu Basrowi, Pendiri dan Ketua Health Collaborative Center (HHC), ini merupakan gejala psikosomatis, di mana masalah fisik muncul akibat tekanan psikologis. Banyak ibu mengabaikan gejala ini, menganggapnya sebagai masalah ringan, sehingga menunda pencarian bantuan medis.

Mengapa Stres Menjadi Masalah Serius Bagi Ibu Rumah Tangga?

Beban tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga sering kali sangat besar. Mulai dari mengurus rumah tangga, mengasuh anak, hingga memenuhi kebutuhan keluarga, semuanya dapat menjadi pemicu stres. Kurangnya waktu istirahat, dukungan sosial yang terbatas, dan tuntutan peran ganda seringkali membuat ibu rumah tangga merasa terbebani dan kewalahan. Kondisi ini, jika dibiarkan terus menerus, dapat memicu masalah kesehatan mental yang serius.

Selain itu, stigma negatif terhadap kesehatan mental di Indonesia juga menjadi penghalang bagi banyak ibu untuk mencari pertolongan. Banyak yang merasa malu atau takut dihakimi jika mengungkapkan perasaan tertekan. Padahal, mengakui dan mencari bantuan untuk mengatasi stres merupakan langkah yang sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.

Bagaimana Mendeteksi dan Mengatasi Stres?

Deteksi dini sangat krusial. Pemerintah dan berbagai organisasi profesi kesehatan mental telah menyediakan layanan skrining online yang mudah diakses. "Untungnya, pemerintah dan berbagai organisasi profesi telah menyediakan layanan skrining kesehatan mental," ujar Dokter Ray. Layanan ini membantu ibu mengidentifikasi risiko dan tingkat keparahan gangguan kesehatan mental mereka melalui situs seperti Kementerian Kesehatan dan HHC.

Hasil skrining tersebut memberikan gambaran awal kondisi kesehatan mental. Jika menunjukkan risiko gangguan, segera cari bantuan profesional. "Jika hasil skrining menunjukkan risiko gangguan kesehatan mental, segeralah mencari bantuan profesional," imbuh Dokter Ray. Puskesmas merupakan pilihan yang tepat karena dokter di sana telah terlatih dalam menangani masalah kesehatan mental. Mereka dapat memberikan perawatan dan rujukan jika dibutuhkan.

Jangan anggap mencari bantuan sebagai tanda kelemahan. "Mencari bantuan bukan tanda kelemahan, melainkan langkah cerdas untuk menjaga kesehatan Anda," tegas Dokter Ray. Ini adalah investasi penting untuk kesehatan jangka panjang. Dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas juga sangat berharga dalam proses pemulihan.

Beberapa tanda fisik yang perlu diwaspadai meliputi sakit kepala yang sering dan intens, tekanan darah tinggi yang persisten, gangguan pencernaan seperti GERD, nyeri otot atau tubuh yang sering kambuh, dan gangguan tidur seperti insomnia atau tidur berlebihan.

Sayangnya, masih banyak ibu yang tidak mendapatkan bantuan profesional. "Hanya sekitar 2,5% orang di Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan mental mendapatkan bantuan profesional," ungkap Dokter Ray. Jangan sampai Anda termasuk dalam statistik tersebut. Prioritaskan kesehatan jiwa dan raih dukungan yang Anda butuhkan. Anda berharga dan layak mendapatkannya.

Langkah-langkah Konkret untuk Mengurangi Stres

  1. Lakukan Skrining: Gunakan layanan skrining online untuk mengevaluasi kesehatan mental.
  2. Cari Bantuan Profesional: Konsultasikan dengan dokter atau psikolog jika dibutuhkan.
  3. Cari Dukungan Sosial: Berbagi perasaan dengan keluarga, teman, atau komunitas pendukung.
  4. Olahraga Teratur: Aktivitas fisik membantu mengurangi stres.
  5. Istirahat Cukup: Pastikan mendapatkan tidur yang cukup dan waktu untuk relaksasi.

Mengatasi stres memerlukan komitmen dan tindakan nyata. Ingat, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan ragu untuk meminta bantuan dan menempatkan diri sebagai prioritas.