Panduan Lengkap Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat adalah metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seksual tanpa pengaman atau saat alat kontrasepsi yang digunakan tidak berfungsi dengan baik. Penggunaan kontrasepsi darurat dapat dilakukan dalam berbagai situasi, seperti:
1. Setelah mengalami kekerasan seksual atau pemerkosaan.
2. Ketika kondom robek atau terlepas.
3. Jika lupa minum pil KB.
4. Kesalahan dalam menggunakan alat kontrasepsi lainnya.
Kapan sebaiknya mengonsumsi pil kontrasepsi darurat? Pil ini bekerja dengan cara mencegah atau menunda ovulasi setelah hubungan seksual. Penting untuk dicatat bahwa kontrasepsi darurat tidak efektif jika sel telur sudah menempel pada dinding rahim atau jika embrio sudah terbentuk. Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar kontrasepsi darurat digunakan dalam waktu 5 hari setelah berhubungan seksual, namun lebih baik jika dikonsumsi sesegera mungkin.
Cara kerja kontrasepsi darurat adalah dengan mengentalkan lendir serviks sehingga sperma tidak dapat menembusnya. Selain itu, pil ini juga menghambat pelepasan sel telur dari ovarium, yang mencegah terjadinya pembuahan. Dosis yang dianjurkan biasanya terdiri dari 2 tablet yang harus diminum secepatnya. Dosis pertama harus diminum dalam waktu 72 jam, diikuti dosis kedua 12 jam setelahnya. Jika muntah terjadi dalam waktu 2 jam setelah mengonsumsi satu dosis, dosis tersebut harus diulang. Untuk memastikan dosis yang aman, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Apa saja efek samping dari pil kontrasepsi darurat? Menurut Dr. dr. Wawang S. Sukarta, Sp. OG (K), MARS, MH.Kes, pil ini hanya boleh digunakan dalam kondisi darurat dan tidak untuk konsumsi rutin. Efek samping jangka pendek yang mungkin muncul antara lain:
1. Pusing.
2. Mual.
3. Muntah.
4. Nyeri pada payudara.
Kontrasepsi darurat tidak dianjurkan sebagai metode kontrasepsi jangka panjang, karena dapat mengganggu siklus menstruasi, menyebabkan pendarahan di luar haid, dan nyeri pada payudara.