Gen Z dan Milenial Terancam Jebakan 'Doom Spending' di Tengah Krisis Ekonomi
Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, muncul istilah 'Doom Spending', sebuah fenomena yang mengkhawatirkan karena berpotensi membuat Gen Z dan Milenial mengalami kesulitan keuangan di masa depan. Istilah ini merujuk pada kecenderungan pengeluaran yang tidak terkendali, dilakukan tanpa pertimbangan matang, seolah menjadi pelarian dari stres dan kekhawatiran akan kondisi ekonomi serta masa depan yang tidak pasti.
Mengapa 'Doom Spending' Menjadi Ancaman?
Munculnya 'Doom Spending' dipicu oleh berbagai faktor. Pertama, akses informasi yang mudah melalui smartphone telah menyediakan informasi melimpah tentang ekonomi, perang, dan isu lingkungan yang menimbulkan rasa khawatir dan ketidakpastian. Kedua, kemudahan akses kredit melalui fitur Buy Now Pay Later (BNPL) semakin mendorong belanja impulsif. Ketiga, rendahnya literasi keuangan di kalangan Gen Z dan Milenial membuat mereka tidak mampu mengelola keuangan dengan bijak dan mudah terjebak dalam jebakan utang.
Kondisi ini semakin diperparah oleh data yang menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat khawatir soal keadaan ekonomi. Di Amerika Serikat, 96% warga mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kondisi ekonomi, dan lebih dari seperempatnya menghabiskan uang untuk mengatasi stres. Meskipun belum ada kajian formal mengenai 'Doom Spending' di Indonesia, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, melihat gejala perilaku tersebut sudah tampak di tanah air.
Yusuf mengemukakan bahwa data 'Doom Spending' di AS, yang melibatkan Gen Z dan milenial, cukup relevan dengan kondisi di Indonesia. Selain itu, Indonesia sedang menikmati bonus demografi, dengan mayoritas penduduk berusia produktif seperti Gen Z dan milenial.
Dampak 'Doom Spending' bagi Gen Z dan Milenial
Kenaikan 'Doom Spending' berpotensi menimbulkan masalah keuangan jangka panjang bagi Gen Z dan Milenial. Mereka bisa terjebak dalam siklus utang dan kesulitan mencapai tujuan keuangan di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk meningkatkan literasi keuangan, mengendalikan pengeluaran, dan mencari solusi yang lebih sehat untuk mengatasi stres.
Pemerintah juga perlu berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan akses terhadap edukasi keuangan bagi masyarakat. Solusi konkrit perlu dicari untuk mengatasi masalah ini, mengingat 'Doom Spending' bisa menjadi ancaman nyata bagi kesejahteraan generasi muda.