Tekno

Meta Luncurkan Mesin Pencari Berbasis AI untuk Tantang Google

Meta, perusahaan induk Facebook, tengah mengembangkan mesin pencari yang ditenagai kecerdasan buatan (AI) sebagai upaya untuk bersaing dengan dominasi Google di dunia pencarian online. Rencana ini terungkap berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Reuters, yang mengutip laporan dari The Information.

Mesin pencari ciptaan Meta akan menggunakan teknologi AI untuk memberikan jawaban dalam bentuk percakapan, khususnya terkait peristiwa terkini. Saat ini, chatbot Meta masih bergantung pada Google dan Bing untuk mendapatkan informasi real-time seperti berita, olahraga, dan saham.

Meta Berusaha Meningkatkan Pengalaman Pengguna dan Kontrol Data

Dengan membangun mesin pencari internal, Meta berharap dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan memiliki kontrol yang lebih besar atas ekosistem datanya. Hal ini selaras dengan visi Meta untuk menciptakan platform yang lebih terintegrasi dan personal.

Selain itu, Meta telah menandatangani perjanjian multi-tahun dengan Reuters untuk menyertakan artikel berita mereka dalam tanggapan chatbot AI. Langkah ini bertujuan untuk memberikan informasi berita yang akurat dan tepat waktu kepada pengguna di platform Meta, sekaligus memperkuat kredibilitas mesin pencari yang mereka kembangkan.

Strategi Meta: Menggabungkan AI dengan Ekosistem Media Sosial

Langkah strategis Meta ini mencerminkan keinginan mereka untuk bersaing langsung dengan mesin pencari yang sudah mapan, khususnya Google. Integrasi kemampuan pencarian berbasis AI ke dalam ekosistem media sosial mereka yang luas akan memberikan pengalaman pencarian yang lebih personal dan intuitif.

"Pencarian yang didukung AI lebih dari sekadar pencocokan kata kunci. AI dapat menafsirkan makna dan konteks pertanyaan untuk menemukan informasi yang paling berguna," jelas Arsalan Vossough, Chief Technology Officer dan salah satu pendiri VinoVoss, mesin pencari wine yang digerakkan oleh AI.

Alat pencarian AI dapat memahami pertanyaan yang kompleks dan memberikan hasil yang disesuaikan dengan preferensi pengguna. Sebagai contoh, VinoVoss dapat memberikan rekomendasi wine berdasarkan preferensi pengguna seperti harga, profil rasa, dan pasangan makanan.

"Masa depan pencarian akan ditentukan oleh kemampuan AI untuk memahami dan mengantisipasi kebutuhan pengguna," tambah Vossough.

Perlombaan Pencarian Berbasis AI Semakin Panas

Langkah Meta ini menyusul peluncuran SearchGPT oleh OpenAI, yang memungkinkan pengguna mencari informasi terkini di internet. SearchGPT bekerja mirip dengan mesin pencari tradisional, namun dengan kemampuan untuk memberikan informasi dalam bentuk percakapan.

Google juga tidak tinggal diam dalam persaingan ini. Mereka secara agresif mengintegrasikan model AI terbarunya, Gemini, ke dalam produk inti seperti Search untuk memberikan pengalaman pencarian yang lebih percakapan dan intuitif.

OpenAI masih mengandalkan Microsoft untuk akses web guna menjawab pertanyaan topikal melalui mesin pencari Bing.

Perlombaan di segmen mesin pencari berbasis AI semakin panas. Masing-masing perusahaan teknologi berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih dan memberikan pengalaman pencarian yang lebih personal dan intuitif bagi pengguna.