Waspada! Amerika Serikat Pimpin Daftar Kebocoran Data Global, Indonesia Termasuk
Kebocoran Data: Amerika Serikat Teratas, Indonesia Masuk Daftar
Kasus kebocoran data di Indonesia semakin sering terjadi. Terbaru, 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dilaporkan diretas dan dijual di dark web dengan harga Rp 150 juta.
Masalah ini bukan hanya dialami Indonesia. Banyak negara, termasuk negara maju, juga mengalami peretasan data. Laporan perusahaan keamanan siber, Surfshark, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2004, 60,9 miliar data telah terekspos. Dari jumlah tersebut, 17,2 miliar merupakan alamat email. Rata-rata, setiap email bocor bersama 2,5 data tambahan.
Berikut adalah daftar 7 negara dengan jumlah kebocoran data terbanyak per 15 April 2024:
1. Inggris:
Lebih dari 1,06 miliar data bocor di Inggris, termasuk nama, nama pengguna, dan kata sandi. Salah satu kasus terbesar adalah kebocoran data di Dixons Carphone yang kehilangan 14 juta catatan pribadi dan 5,6 juta informasi kartu pembayaran pada Juli 2017.
2. India:
Di India, sekitar 1,2 miliar data terekspos, termasuk nama depan, nomor telepon, dan kata sandi. Beberapa perusahaan besar yang menjadi sasaran peretasan adalah Aadhaar, BigBasket, Air India, Dominos, dan State Bank of India.
3. Brasil:
Brasil mencatat lebih dari 1,2 miliar data yang bocor. Salah satu insiden terbesar terjadi pada 2020, dengan terbukanya 243 juta data pribadi yang mencakup nama lengkap, alamat, dan nomor telepon.
4. Prancis:
Data yang sering terekspos di Prancis meliputi tanggal lahir, kata sandi enkripsi, nama pengguna, dan kata sandi, dengan total kebocoran lebih dari 1,4 miliar data. Serangan ransomware terhadap perusahaan asuransi AXA pada Mei 2021 adalah salah satu kasus terbesar.
5. Cina:
Sekitar 2 miliar data bocor di Cina, terutama nama, alamat IP, nama pengguna, kata sandi enkripsi, dan kata sandi. Salah satu insiden signifikan adalah kebocoran data 364 juta pengguna WeChat dan QQ pada Maret 2019.
6. Rusia:
Lebih dari 4,3 miliar data Rusia bocor, termasuk nama depan, nomor telepon, nama belakang, dan kata sandi. Salah satu insiden besar di Rusia adalah penjualan data pribadi 60 juta pemegang kartu kredit Sberbank di pasar gelap online pada 2019.
7. Amerika Serikat:
Rata-rata setiap warga Amerika telah kehilangan 37 titik data akibat pelanggaran siber sejak 2004. Data yang sering bocor mencakup format kompresi Zip, nama depan, nama belakang, dan kata sandi, dengan total mencapai lebih dari 12,5 miliar titik data.