Health

Kardiomiopati: Penyakit Otot Jantung yang Sering Tak Terdeteksi dan Berbahaya

Kardiomiopati, penyakit yang menyerang otot jantung, seringkali tidak menunjukkan gejala khas sehingga banyak yang baru menyadari kondisinya ketika sudah dalam tahap lanjut. Penyakit ini berdampak signifikan pada kualitas hidup dan membutuhkan perhatian medis yang intensif. Dr. Leonardo Paskah Suciadi, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, menjelaskan bahwa sebagian besar kasus kardiomiopati terjadi pada usia muda, puncaknya di sekitar usia 30-40 tahun.

Jenis-Jenis Kardiomiopati

Terdapat empat jenis utama kardiomiopati, masing-masing dengan karakteristik dan dampak yang berbeda:

  1. Kardiomiopati Aritmogenik: Jenis ini disebabkan oleh perubahan jaringan otot jantung menjadi jaringan lemak fibrosa. Kondisi ini sering menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung yang fatal, bahkan sebelum gejala gagal jantung muncul. Hal ini terkait dengan insidensi henti jantung atau kematian jantung mendadak yang sering dijumpai pada pasien usia muda yang tampak sehat tanpa gejala sebelumnya.
  2. Kardiomiopati Hipertrofik: Dinding jantung, terutama ventrikel kiri, mengalami penebalan berlebihan dan tidak normal. Hal ini menyebabkan dinding bilik jantung menjadi mengeras dan kaku, mengganggu relaksasi jantung yang penting untuk pengisian darah sebelum dipompakan ke seluruh tubuh. Jenis ini merupakan yang paling sering dijumpai, sekitar 1 dari 500 populasi sehat. Penyebabnya hampir selalu mutasi genetik atau keturunan. Gejalanya bisa berupa nyeri dada, berdebar, dan pingsan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gagal jantung yang berat. Pada beberapa kasus, terutama pada usia muda, kelainan ini tidak menimbulkan keluhan dan terdeteksi secara kebetulan saat pemeriksaan kesehatan rutin seperti rekaman jantung (EKG) dan ekokardiografi. Kardiomiopati hipertrofik merupakan penyebab tersering kematian jantung mendadak saat sedang berolahraga pada usia muda.
  3. Kardiomiopati Dilatasi: Jenis ini adalah yang paling umum. Pada kondisi ini, otot jantung melemah, dinding bilik jantung (ventrikel) menipis, dan ruang jantung membesar. Gejalanya termasuk sesak napas, cepat lelah, dan pembengkakan pada kaki atau perut.
  4. Kardiomiopati Restriktif: Dinding bilik jantung mengalami perubahan struktur yang menyebabkan pengerasan otot jantung tanpa adanya penebalan dinding. Jenis ini lebih jarang dibandingkan dengan kelainan otot jantung lainnya.

Faktor Risiko Kardiomiopati

Beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi terkena kardiomiopati:

Gejala Umum Kardiomiopati

Gejala kardiomiopati bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa gejala umum yang mungkin dialami meliputi:

Diagnosis dan Pencegahan

Untuk mendiagnosis kardiomiopati, dokter akan menggunakan beberapa metode pemeriksaan spesifik selain pemeriksaan fisik, antara lain:

Berikut beberapa cara untuk mencegah kardiomiopati:

Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kardiomiopati, penyakit jantung lainnya, atau kematian jantung mendadak pada usia muda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang lebih serius.