Diwali di Delhi: Asap Petasan Membanjiri Langit, Kualitas Udara Terpuruk
Perayaan Diwali di Delhi, India, tahun ini kembali diwarnai dengan asap tebal akibat petasan yang dinyalakan warga. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan larangan keras penggunaan petasan jenis apa pun, tradisi dan budaya masih menjadi alasan utama bagi sebagian warga untuk tetap menyalakan petasan.
Tradisi dan Budaya Mengalahkan Larangan
Larangan penggunaan petasan di Delhi telah diterapkan sejak tahun 2017. Namun, setiap tahunnya, larangan tersebut sering dilanggar. Kemudahan akses terhadap petasan di berbagai area kota semakin memperparah situasi. Hal ini menunjukkan bahwa larangan tersebut belum efektif dalam menekan penggunaan petasan.
Malam perayaan Diwali di Delhi dipenuhi dengan suara ledakan petasan yang bergema hingga larut malam. Akibatnya, kualitas udara di kota tersebut memburuk drastis, dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai angka 348, masuk dalam kategori "berbahaya." Kualitas udara yang buruk ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan warga Delhi.
Polusi Udara Memburuk Drastis
Staat pemantauan polusi udara di beberapa wilayah Delhi seperti RK Puram dan Jahangirpuri mencatat konsentrasi PM2.5 yang berbahaya, mencapai 900 mikrogram per meter kubik, jauh di atas batas aman 60 mikrogram. Kondisi serupa juga terjadi di Patparganj, Okhla, dan Nehru Nagar, dengan kadar PM2.5 mencapai 850-900 mikrogram pada pukul 10 malam. Angka ini menunjukkan bahwa polusi udara di Delhi telah mencapai level yang sangat berbahaya.
Kualitas udara Delhi memang sudah buruk selama periode Oktober hingga Desember, namun penggunaan petasan pada perayaan Diwali memperparah situasi. Pagi hari setelah Diwali, AQI Delhi mencapai 359, menjadikan kota ini sebagai kota paling tercemar di dunia pada hari itu. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan petasan telah memperparah kondisi polusi udara di Delhi yang sudah buruk.
Kabut asap tebal menyelimuti Delhi, membuat jarak pandang berkurang dan udara terasa berat untuk dihirup. Wilayah utara dan timur Delhi mengalami AQI yang mendekati atau berada di kategori "parah", yang membuat udara sangat tidak sehat. Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi kesehatan warga, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit pernapasan.
Upaya Menekan Penggunaan Petasan
Meskipun demikian, Menteri Lingkungan Delhi, Gopal Rai, mengucapkan terima kasih kepada warga yang berusaha menahan diri untuk tidak menyalakan petasan. Ia mengatakan, "Berkat tindakan bertanggung jawab dari banyak warga yang menghindari penggunaan petasan, kita berhasil menghindari pembacaan AQI yang lebih parah." Pernyataan ini menunjukkan bahwa upaya edukasi dan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan petasan telah memberikan dampak positif.
Diharapkan, pemerintah Delhi dapat lebih tegas dalam menegakkan larangan penggunaan petasan di masa depan untuk melindungi kesehatan warga dan menjaga kualitas udara di kota. Langkah ini penting untuk mencegah terulangnya kondisi polusi udara yang berbahaya di Delhi.