Travel

Busan: Mengungkap Pesona Kota Pelabuhan di Korea Selatan

Bagi para penggemar film, Busan mungkin dikenal sebagai latar belakang film "Train to Busan" yang unik. Namun, kota terbesar kedua di Korea Selatan ini memiliki lebih banyak lagi untuk ditawarkan. Busan mulai mencuri perhatian di media sosial dan menarik semakin banyak wisatawan, meskipun pengaruh "demam Korea" masih belum terasa kuat di kota ini. Meskipun hanya menyumbang 17% dari kedatangan wisatawan asing ke Korea Selatan pada tahun 2023, popularitas Busan di dunia diprediksi akan terus meningkat.

Menjelajahi Pesona Busan

Busan menawarkan banyak pilihan untuk menikmati liburan tepi laut, meskipun pantainya hanya dibuka untuk berenang pada bulan Juli dan Agustus. Pengunjung bisa menikmati pertunjukan drone di Gwangalli setiap Sabtu malam atau menyaksikan matahari terbit di Pantai Haeundae. Untuk pemandangan garis pantai yang lebih tenang,Dianne Ape-Sadler, seorang reporter, merekomendasikan berjalan di sepanjang tebing. Jalur Pantai Igidae, membentang sejauh 4,7 km antara Oryukdo Skywalk dan Dongsaengmal, menawarkan pemandangan menakjubkan Kepulauan Oryukdo dari ketinggian 35 meter. Bagi yang sudah mengenal Busan lewat media sosial, Sky Capsules pasti sudah tidak asing lagi. Deretan kapsul berwarna-warni di jalur sepanjang 2 kilometer ini sangat menarik untuk dikunjungi. Di ujung jalan setapak sepanjang 72,5 meter, terdapat Observatorium Cheongsapo Daritdol yang patut dieksplorasi. Pantai Seongjeong juga menawarkan tempat yang ideal untuk bersantai sambil menikmati pemandangan yang menakjubkan, dengan kafe-kafe seperti Coralani dan Yun.

Mengungkap Warna-Warni Busan

Dengan jalan-jalan berliku di puncak bukit dan rumah-rumah berwarna-warni, Desa Budaya Gamcheon telah menjadi tujuan wisata paling populer di Busan sejak renovasi dimulai pada tahun 2009. Tempat terkenal di distrik ini meliputi Observatorium Haneul Maru dan patung Pangeran Kecil. Desa Seni Kangkangee, galangan kapal modern pertama di Korea Selatan, menawarkan pengalaman unik dengan sisa-sisa industri dan karya seni yang terpasang di seluruh kawasan. Lebih jauh ke Pulau Yeongdo, Desa Budaya Huinnyeoul, yang dikenal sebagai 'Santorini dari Busan', terletak di tebing yang landai, dihiasi mural, dan dicat dengan warna biru dan putih.

Menikmati Hiburan dan Seni di Busan

Centum City menarik wisatawan untuk berbelanja di Shinsegae, pusat perbelanjaan terbesar di dunia. Setelah lelah berbelanja, pengunjung bisa bersantai di Spa Land yang luas atau menonton film selama Festival Film Internasional Busan. Busan Cinema Center, selain ragam film yang bisa disaksikan, menawarkan arsitektur bangunan yang memukau. Busan juga menawarkan banyak museum dan galeri seni yang menarik. Museum 1, dengan 80 juta LED yang bersinar, menciptakan pengalaman imersif dalam karya seni digital. Museum Seni Busan di dekatnya menawarkan penjelajahan menarik mengenai karya pematung minimalis Lee Ufan. F1963, bekas pabrik kawat, kini menjadi ruang pameran, toko buku bekas, kafe, dan bar. Ruang luar di tempat itu juga menawarkan jalan setapak yang terbuat dari bambu dan taman cantik dengan bunga lili air.

"Slogan pariwisata kota ini, 'Busan itu bagus', mungkin terdengar sederhana," tulis Dianne, "Namun setelah beberapa hari menjelajah, saya menyadari bahwa slogan itu sangat menggambarkan karakter kota ini dengan tepat. Busan mungkin kurang dikenal, tetapi sangat menarik dan memiliki pesona tersendiri dengan suasana yang tenang dan banyak aktivitas yang bisa dilakukan." Busan menawarkan lebih dari sekadar "Train to Busan." Dari pantai yang indah hingga desa budaya yang berwarna-warni, serta museum dan galeri seni yang memukau, Busan siap memikat hati para pengunjungnya.