Penumpang Nakal Dihukum Bayar Bahan Bakar Pesawat Karena Ganggu Penerbangan
Seorang pria dari Australia Barat harus merogoh kocek dalam-dalam karena ulahnya yang mengacaukan penerbangan. Perilaku tidak tertib yang ia lakukan pada penerbangan dari Perth ke Sydney pada 25 September 2023, menyebabkan pesawat harus berbalik arah dan kembali ke Perth. Akibatnya, pilot harus membuang sebagian bahan bakar untuk mendarat dengan aman.
Biaya Tinggi Akibat Perilaku Tidak Tertib
Setelah diselidiki, pengadilan memutuskan bahwa pria tersebut harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan. Ia diwajibkan membayar USD 5.806 kepada maskapai untuk menutupi biaya bahan bakar yang terbuang. Selain itu, Pengadilan Magistrat Perth juga menjatuhkan denda sebesar USD 6.055. Total biaya yang harus dibayarkan oleh pria tersebut mencapai USD 11.861.
Menghindari Masalah di Penerbangan
Shona Davis, pelaksana tugas kepala AFP, memberikan pernyataan yang menegaskan bahwa insiden ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua orang. "Insiden ini harus menjadi peringatan bahwa perilaku kriminal di dalam pesawat dapat berakibat fatal bagi pelakunya. Lebih baik mematuhi arahan staf maskapai daripada menciptakan masalah yang dapat berujung pada kerugian besar," tegasnya.
Perilaku tidak tertib dan tidak mematuhi instruksi keselamatan di pesawat merupakan pelanggaran serius. Hal ini dapat mengganggu penerbangan dan membahayakan keselamatan penumpang dan awak.
Langkah Tegas Atasi Perilaku Buruk di Pesawat
Kasus ini menunjukkan bahwa tindakan tegas diambil terhadap penumpang yang mengganggu penerbangan. Pada tahun 2021, Administrasi Penerbangan Federal AS mengumumkan kebijakan tanpa toleransi bagi penumpang yang berperilaku buruk di pesawat. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban di dalam pesawat.
Selama tahun yang sama, denda dikenakan kepada penumpang yang terlibat dalam berbagai insiden, termasuk mencoba memasuki kokpit dan menyerang pramugari. Bahkan, beberapa kasus serius dilaporkan ke Departemen Kehakiman. Denda tertinggi yang pernah dikenakan mencapai USD 40.823 kepada seorang penumpang yang membawa alkohol ke pesawat, dalam keadaan mabuk, dan terlibat dalam perilaku kekerasan terhadap pramugari.
Meskipun identitas penumpang dan maskapai tidak diungkapkan, pria tersebut mengaku bersalah atas satu tuduhan perilaku tidak tertib dan satu tuduhan tidak mematuhi instruksi keselamatan. Hal ini menunjukkan bahwa ia menyadari kesalahannya dan bertanggung jawab atas tindakannya.